Belajar, menjadikan manusia memiliki kemampan berubah dan berkembang lebih jauh dari mahluk lain. Belajar, juga berperan penting dalam mempertahankan kehidupan umat manusia. Banyak teori tentang belajar ini, salah satunya teori medan dari Kurt Lewim yang menyatakan, belajar adalah proses memecahkan masalah. Di dalamnya terdapat perubaha struktur kognitif dan pentingnya motivasi.
Motivasi belajar tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar, dengan kata lain motivasi berprestasi meningkat. Motivasi belajar menunjuk kepada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam dan atau dari luar diri seseorang. Motivasi merupakan suatu keadaan internal maupun eksternal yang dapat menimbulkan, mengarahkan dan memperkuat perilaku.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah pula. Motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan usaha atau tindakan. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya suatu usaha, tindakan dan semangat untuk beraktivitas..
Muhibbin (1999) menyatakan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday learning (belajar sehari-hari) yang dipopulerkan oleh Professor John B. Biggs.
Sedangkan menurut Ali (2008), perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor: (1) Kesiapan (readiness) yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu; (2) Motivasi yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu; (3) Tujuan yang ingin dicapai. Ketiga faktor tersebut mendorong seseorang untuk melakukan proses belajar.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa disekolah, misalnya sekolah dasar motivasi berprestasinya masih rendah. Hal ini ditandai dengan masih suka santai dalam bekerja, suka membuang waktu, tidak mau bekerja bila tidak ditunggui guru, tidak tepat waktu dalam belajar, mengerjakan tugas secara asal-asalan dan kurang bergairah dalam belajar. Agar siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi diperlukan dukungan berupa belajar mandiri. Belajar mandiri dapat diartikan sebagai belajar atas kemauan sendiri, tanpa bantuan dan dorongan orang lain untuk belajar, dorongan dan motivasi berasal dari diri sendiri. Belajar mandiri dapat pula diartikan sebagai belajar hidup tidak selalu bergantung pada bantuan dan keputusan orang lain.
Seorang pendidik (guru) seharusnya memperhatikan hal tersebut dalam pembelajaran, utamanya dalam menyiapkan peserta didik untuk mandiri. Metode, teknik dan strategi pembelajaran yang mengarah pada belajar mandiri antara lain pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Menurut Oemar Hamalik (2005), ada lima contoh strategi pengajaran berpusat pada anak yaitu: (1) pusat belajar modular, (2) pengajaran berdasarkan pengalaman, (3) pengajaran berdasarkan inkuiri, (4) pengajaran dalam bentuk belajar berdebat, (5) pengajaran dengan komputer, IT. Pengajaran yang berpusat pada siswa adalah proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Dirancang sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa. Peran guru bersifat fasilitator dan pembimbing. Pengajaran ini mengarah pada kemandirian siswa. Kemandirian siswa sebagai modal untuk hidup di masa datang.
Bagi orangtua, sedini mungkin mengetahui kemampuan dan kemauan anaknya untuk mandiri.Kapan sih anak perlu bantuan, dapat mengerjakan sesuatu sendiri ataupun kapan tidak perlu dibantu. Dimulai sejak usia dini, dimulai dengan hal-hal yang paling sederhana dimana dan kapan anak dapat mengerjakannya sendiri sesuai dengan perkembangan fisik dan mental. Belajar mandiri menjadi basis belajar sepanjang hayat. Demokrasi dalam pembelajaran, belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat akan membentuk masyarakat madani, masyarakat Indonesia yang madani.http://koranpendidikan.com/memotivasi-prestasi-lewat-belajar-mandiri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar